GIANYAR, Kilasbali.com – Tradisi Mauludan yang merupakan perayaan Hari Maulid Nabi di Kampung Sindhu, Keramas, Blahbatuh, Gianyar, diperingati warga keturunan umat muslim zaman kerajaan Bali ini dengan beragam upacara. Mulai prosesi potong rambut balita, bagi-bagi telor berkah dari sesajen cerangi, hingga makan magibung.
Sesepuh kampung, Ismail menjelaskan, kata Muludan sujatinya adalah istilah Bali yang diambil dari kata Maulid. Namun bagi warga Desa Keramas maupun warga Kampung Sindhu fasih menyebut tradsi Mauludan.
“Kami adalah umat muslim yang merupakan keturunan Abdi Kerajaan Gusti Agung Maruti Keramas abad XVI. Meksi berada di tengah desa yang mayoritas warganya beragama Hindu, Kami dapat menjalani syariatnya dengan khidmat,” ungkapnya, Minggu (10/11/2019).
Sementara itu, tokoh agama setempat, Ustad Cholil Mawardi mengatakan, dalam tradisi ini disuguhkan sesajen cerangi dengan gantungan telor berkahnya. Prosesi diawali dengan doa, lanjut pembacaan ayat-ayat berjanji yang dipimpin oleh ustad, tokoh agama dan sesepuh kampung.
Pada kesempatan ini, anak balita secara khusus menjalani prosesi potong rambut. Sembari itu, mohon kepada semua warga untuk ikut mendoakan keselamatan dan kesehatan balita.
“Meski anak balita ini sudah menggelar upacara potong rambut di ramuahnya masing-masing, pada kesempatan yang biak ini, kembali digelar potong rambut untuk mengikuti jejak Sang Nabi,” terangnya.
Ditambahkannya, melalui tradisi Mauludan ini, umat diharapkan menunjukkan pada lingkungannya tentang kemuliaan ajaran Islam. Yakni dengan dengan mengamalkan Sunnah-Sunnah Rasulullah secara menyeluruh. (ina/kb)