CeremonialTabanan

Wabup Sanjaya Mulang Pedagingan di Padmasana Balai Banjar Adat Manusmrtti

    TABANAN, Kilasbali.com– Kabupaten Tabanan yang merupakan Kabupaten berwawasan Budaya, dengan memegang Teguh kelestarian Adat, Agama, Seni dan Budaya, dalam kesehariannya masyarakat Tabanan tidak pernah lepas dari yang namanya pelaksanaan Yadnya, baik itu Upacara Dewa Yadnya, Pitra Yadnya ataupun Manusa Yadnya.

    Bertepatan dengan rahina, Buda Kliwon Paang, Rabu, (30/1/2019), Masyarakat Banjar Manusmrtti Dauh Pala-Pengabetan, Dauh Peken, Tabanan melaksanakan Upacara Dewa Yadnya, yakni Pemlaspasan Balai Banjar. Hal itu dilakukan karena telah rampungnya pembangunan Balai Banjar setempat

    Baca Juga:  Suara Festival Hadirkan Surga Tersembunyi di Nuanu City

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Tabanan, DR. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, sekaligus mendapat kepercayaan mulang pedagingan di Padmasana Balai Banjar setempat. Hadir pula, Camat Tabanan, Arya Suta, Perbekel, Bendesa Adat dan tokoh masyarakat Desa Dauh Peken.

    Wabup Sanjaya, begitu beliau akrab, setelah usai melakukan mulang pedagingan, Dirinya mengaku sangat bangga dan mengapresiasi antusiasme dan semangat masyarakat di dalam membangun Yadnya. Dirinya mengucapkan terimakasih, karena telah mempertaruhkan segalanya didalam pembangunan Balai Banjar tersebut. “Saya, mewakili Pemerintah Daerah dan selaku salah satu masyarakat manusmrtti, mengucapkan terimakasih, karena telah mencurahkan segala tenaga, materi, pikiran dan waktu untuk kesuksesan pembangunan Balai Banjar kita,” tuturnya.

    Baca Juga:  Muliartha Kembali Dikukuhkan Sebagai Ketua PWRI Bali 2024-2029

    Dia berharap, dengan terselenggaranya kegiatan pemlaspasan ini, bisa semakin memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan diantara krama, juga semakin meningkatkan sradha bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

    I Nyoman Sarjana selaku Klian Adat Banjar Manusmrtti Dauh Pala-Pengabetan menuturkan, dari awal pembangunan sampai pinishing menghabiskan dana kurang lebih Rp. 1,5 M, yang bersumber dari iuran krama (punia) dan bantuan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Biaya upakara dikatakannya menghabiskan dana kurang lebih Rp. 80 juta. Setiap anggota Banjar Manusmrtti dikenakan iuran tambahan berupa 25 keping uang kepeng atau pis bolong.

    Besar harapannya agar Pemerintah selalu mendukung program-program pembangunan yang akan dilakukan oleh masyarakatnya. Sehingga apa yang dicita-cita masyarakat Manusmrti Dauh Pala-Pengabetan sesuai dengan apa yang diharapkan, menginggat Banjar Manusmrtti Dauh Pala-Pengabetan merupakan corong dari Kota Tabanan,” harapannya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi