GianyarNews UpdatePeristiwa

Dua Korban Meninggal Dunia, Tragedi Kompor Meledak Saat Ngaben Massal

    GIANYAR, Kilasbali.com – Hari kedua pascatragedi kompor mayat meledak saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Belega, Blahbatuh, dua korban dinyatakan meninggal.

    Menyusul tukang kompor Bagus Oskar (34) asal Pejeng, Tampaksiring, Minggu (20/8) pagi giliran Kadek Gianyar Pramana Putra (15) juga menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP Sanglah, Denpasar.

    Dari penuturan warga setempat, Kadek yang anak yatim ini merupakan anak yang berbakti. Saat kejadian, siswa SMP 3 Blahbatuh ini sedang menunggu proses pembakaran almarhum ayahnya. “Saat itu Gian menunggu pembakaran ayahnya. Tak dinyana Gian akhirnya begini,” sesal warga.

    Gian merupakan salah satu korban yang menderita luka bakar terparah. Sama dengan Bagus Oskar, luka bakarnya mencapai 90 persen lebih. Kondisi ini pula membuat pihak keluargnya pasrah jika Gian akhirnyan tidak bertahan. “Dalam kondisi tubuh melepuh, buang air kecil saja Gian tak bisa. Karena bagian kemaluannya juga melepuh,” tuturnya.

    Baca Juga:  Roadshow, Wisnu Temui Sulinggih dan Aktif di Medsos

    Saat kejadian para saksi melihat korban yang akrab dipanggil Gian ini, tidak beranjak saat proses pembakaran berlangsung. Hingga ledakan terjadi posisinya sangat dekat bersama tukan kompor. Ironisnya korban yang sekujur terbakar berupaya berlari dalam kondisi api yang meyelimuti tubuhnya.

    “Dalam kondisi panik, Gian berlari hingga ke rumah warga dan masuk sempat masuk ke kamar mandi. Hingga dilarikan ke rumah sakit Gian terlihat pasrah tidak ada rintihan meski kesakitan,” terang salah seorang kerabatnya saat menitipkan jenasah Gianyar di RSU Sanjiwani.

    Secara terpisah suasana duka juga menyelimuti kediaman Bagus Oscar Horizon (34) di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring. Bagus yang dinyatakan mengalami luka bakar 98 persen. Hingga Minggu (21/8), jenazah Oscar masih dititipkan di RSUP Sanglah. Sementara di rumah duka, pihak keluarga tengah mempersiapkan sarana upakara untuk prosesi kremasi.

    Baca Juga:  PPDB 2024 di Gianyar Nihil Siswa Tercecer, Dewan Apresiasi Pj Bupati

    Paman korban, Made Rai Ridartha mengatakan, semasa hidupnya Oscar bekerja di PT Telkom. Namun jika libur, dan kakeknya mendapatkan panggilan membakar jenazah, Oscar selalu ikut membantu. “Dia sudah biasa membantu pekerjaan membakar jenazah. Tapi sehari-harinya dia bekerja di Telkom,” ujar Rai.

    Kini Oscar meninggalkan dua orang anak yang masih kecil. Mereka berusia satu tahun dan tiga tahun, serta seorang istri, Ayu Sri Kartini. “Oscar waktu masih umur satu tahun juga ditinggal bapaknya. Dulu bapaknya anggota TNI meninggal karena kecelakaan. Istri Oscar dulu sama-sama bekerja di Telkom, tapi setelah menikah, fokus mengurusi anak. Jadi Oscar ini tulang punggung keluarga,” pungkasnya.

    Sebelumnya, musibah memilukan terjadi saat prosesi kremasi massal di Desa Adat Selat, Blega, Blahbatuh, Jumat (19/8) petang. Belasan orang terbakar hidup akibat kompor pembakaran mayat meledak di kerumunan.

    Baca Juga:  Ratusan Musisi Lokal – Internasional Bakal Meriahkan Ubud Village Jazz Festival 2024

    Saat kejadian itu pembakaran petulangan sedang berlangsung. Tanpa dinyana tiba-tiba ada ledakan dan seluruh areal dikepung api. Sejumlah warga terbakar seluruh tubuhnya dan berlarian.

    Pemilik usaha kompor mayat, I Made Suarta saat ditemui di rumah duka, tak menyangka usaha yang sudah digelutinya 20 tahunan menjadi seperti ini.

    Kata dia, setiap akan melakukan pekerjaan, pihaknya selalu mengecek alat. Bahkan sebelum kejadian, pihaknya telah melakukan pekerjaan serupa di desa adat lain. Dan, saat itu tidak ada kendala apapun.

    “Kepada para korban, saya minta maaf. Saya tidak menyangka akan terjadi seperti ini,” ujar Suarta. (ina/kb)

    Back to top button