Ekonomi BisnisGianyar

Pakan Melambung, Harga Babi Malah Murah Meriah

    GIANYAR, Kilasbali.com – Berbeda dengan ternak sapi maupun kambing yang masih memiliki alternatif pakan di musim kemarau ini. Terparah adalah peternak babi.

    Lantaran tidak ada alternatif saat harga pakan melambung, peternak pun rame-rame jual babi hingga memicu harga babi hidup yang murah meriah. Patungan babi massal pun kini marak di pedesaan.

    I Made Teja, salah seorang peternak Babi di Desa Pupuan, Tegallalang, Selasa (17/10) mengungkapkan, dirinya tidak sanggup lagi untuk menyediakan pakan ternak babinya lantaran harganya melangit.

    Karena itu, solusi satu-satunya adalah dengan menjual babi. Namun, karena semua peternak melakukan hal yang sama harga babi hidup pun menjadi anjlok.

    “Cari pembeli juga sulit. Mengakali itu, kami melakukan pemotongan patungan. Dengan cara ini dengan mudah dijual hingga ke media sosial. Apalagi daging babi sekarang murah banget,” terangnya.

    Baca Juga:  PLN Bali Bagikan Ratusan Bendera Merah Putih di Lapangan Puputan Margarana

    Kabid Budidaya Peternakan Distannak Gianyar, Anak Agung Parwata mengakui jika peternak babi mengeluhkan   turunnya harga jual ternak Babi di tingkat peternak. Yang membuat peternak tidak habis pikir adalah harga jual Babi hidup turun, namun harga pakan tetap bahkan cenderung naik.

    “Keluhan yang banyak ke kami adalah menurunnya harga jual Babi hidup sedangkan harga pakan tetap,” ungkapnya.

    Harga jual hidup saat ini terjun bebas di harga Rp 27.000/kg hidup. Sedangkan harga ideal agar peternak tidak merugi dengan harga pakan selama pemeliharaan sebesar Rp 34.000/kg hidup.

    “Kondisi ini sudah terjadi sejak sebulan lalu, turunnya harga ini dimungkinkan akibat turunnya tingkat konsumsi dan berkurangnya kegiatan upakara Hindu, sehingga kebutuhan menurun,” jelasnya.

    Dengan harga jual Rp 27.000/kg hidup, peternak di tingkat rumah tangga tidak mendapat keuntungan. Artinya harga jual hanya menutupi harga produksi, sehingga upaya memberi pakan selama lima bulan tidak terpenuhi.

    Baca Juga:  Ratusan Musisi Lokal – Internasional Bakal Meriahkan Ubud Village Jazz Festival 2024

    Populasi ternak Babi saat ini berjumlah 85.579 ekor. Dimana harga bibit babi di kisaran Rp 700.000/ekor dengan rata-rata berat 12 kg.

    Namun syukurnya, sampai pertengahan Oktober 2023 ini tidak ada keluhan berkait peternak Sapi dan Kambing. “Memang ada dugaan jumlah ternak Sapi dan Kambing menurun, namun sampai saat ini tidak ada keluhan berkait kemarau dengan jumlah ternak,” jelas Gung Parwata.

    Disebutkan, peternak skala lokal di Gianyar, memelihara Sapi atau Kambing sebagai sambilan selain sebagai petani atau buruh harian. “Umumnya peternak ini adalah petani, jadi mereka tidak kesulitan mencari pakan. Hanya saja waktu untuk mencari pakan lebih lama dari biasanya,” jelasnya.

    Baca Juga:  Australia Dukung Bali Kendalikan Rabies

    Jumlah populasi Sapi di tahun 2023 ini sebanyak 36.000ekor lebih dan meningkat dibandingkan Tahun 2022 sebanyak 31.660 ekor. Sedangkan harga jual Sapi hidup untuk berat di atas 400 kg harga jual hidupnya Rp 44.000/kg. Sedangkan dibawah 400 kg harga jualnya maksimal Rp 42.000/kg. “Harga tergolong stabil, saat ini belum musim jualan ternak Sapi,” jelasnya.

    Sedangkan populasi Kambing dari ke tahun tidak mengalami peningkatan dengan jumlah di bawah seribu ekor. “Rata-rata peliharaan kambing 900an ekor setiap tahunnya, belum ada peningkatan padahal pakan melimpah,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button