Ekonomi BisnisGianyarNews Update

Musim Tongkol, Kenaikan BBM Tertutupi

    GIANYAR, Kilasbali.com – Purnama Ketiga dalam kalender Bali, bagi nelayan di Gianyar adalah awal musim ramai ikan. Terutama ikan tongkol yang mulai naik ke permukaan.

    Meskipun hembusan angin laut masih kencang, nelayan Pantai Lebih tidak membuang kesempatan ini. Musim ikan ini juga dijadikan pengkatrol nelayan untuk menutupi kenaikan harga BBM.

    Ketua Kelompok Nelayan Pantai Lebih, Made Ada, Selasa (13/9) mengakui, pada Sasih Katiga (Bulan September) ini, ikan tongkol mulai muncul.

    Hampir semua nelayan Pantai Lebih sejak dini hari sudah melaut. Mereka semua pulang dengan tangkapan rata-rata 10 kg ikan tongkol.

    Baca Juga:  Sekaa Teruna Teruni se-Gianyar Siap Coblos Paslon Nomor 2, Ingat Jasa Koster Izinkan Parade Ogoh-ogoh

    “Ya, semua nelayan, sekitar 75 nelayan aktif melaut. Semua pulang dengan hasil tangkapan,” tutur Made Ada yang juga mendapat tangkapan yang banyak.

    Dikatakan, rata-rata sekilo ikan tongkol kini dijual dengan harga Rp 30 ribu. Dikatakan, saat musim tongkol di laut, harga BBM juga naik.

    Menurutnya, nelayan di Pantai Lebih secara tidak langsung menyesuaikan harga jual ikan tangkapan.

    “Ya, harga disesuaikan dengan kondisi pasar. Harga ikan juga naik rata-rata 30%, seperti prosentase kenaikan harga BBM,” jelasnya.

    Baca Juga:  Bobol Lemari Kerabat Embat Perhiasan, Bu Wayan Ditangkap

    Sebelumnya, lanjut dia, harga per kilo ikan tongkol rata-rata dijual Rp 25 ribu. Walau demikian, penjualan ikan tongkol masih ramai dan justru laris manis.

    Dikatakan lagi, dengan hasil tangkapan ikan sekitar 750 kg perhari untuk nelayan Pantai Lebih, tangkapan ini masih kurang untuk konsumsi ikan pada masyarakat Gianyar.

    Lanjutnya, bila seluruh nelayan di Pesisir Gianyar melaut, dengan hasil sekitar 1.200 kg per hari, maka kebutuhan ikan mencukupi untuk Gianyar.

    “Hasil tangkapan masih kurang kalau segitu (750kg) untuk kebutuhan pasar, pasar membutuhkan sekitar satu ton sehari,” bebernya.

    Baca Juga:  Tradisi Akulturasi Budaya dan Agama saat Piodalan Cong Poo Kong Bio 

    Sehingga, lanjut dia, kekurangan pasokan ikan ini dibawa lagi oleh nelayan dari Benoa dan Kedonganan. “Kekurangan ikan dipasok oleh nelayan Benoa dan Kedonganan,” bebernya.

    Dia menambahkan, ikan-ikan tangkapan ini sebagiannya dibutuhkan oleh usaha kuliner di Gianyar dan sekitarnya. Sebagian lagi dijual di pasar-pasar desa.

    “Nelayan tidak sempat jual, begitu ikan turun sudah ada beli,” jelas Made Ada semangat. (ina/kb

    Back to top button

    Berita ini dilindungi