GianyarPeristiwa

Makan Lawar Plek, Satu Keluarga Suspect MSS

    GIANYAR, Kilasbali.com – Menjadi makan khas, lawar Bali yang identik dengan daging dan darah mentah langgeng jadi makan favorit. Namun harus hati-hati, karena infeksi meningitis streptococcus suis merebak lagi. Di Sukawati Gianyar, satu keluarga kini harus menjalani perawatan intensif di RSU Sanjiwani Gianyar setelah mengkonsumsi Lawar Plek.

    Dari informasi yang dihimpun, Senin (17/4), awal tahun ini tercatat sudah ada 27 kasus susfect Meningitis Streptococcus Suis (MSS) yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar. Dari jumlah itu, 19 orang dinyatakan sembuh (70,37%), 1 orang meninggal (3,7%), dan 7 orang masih dalam perawatan intensif di RSUD Sanjiwani. Kasus terbaru orang merupakan satu keluarga yang berasal dari Banjar Telabah, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati. Satu keluarga ini sebelumnya mengkonsumsi Lawar Plek.

    Baca Juga:  Hingga Menjelang Akhir Juli 2024, Kasus Positif Rabies pada Hewan Sudah 14 Kali

    Plt Kadiskes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni yang dikonfirmasi membenarkan adanya puluhan kasus suspect Meningitis Streptococcus Suis (MSS) tersebut. Dikatakan, umumnya gejala muncul setelah beberapa jam sampai 14 hari setelah mengkonsumsi olahan daging babi mentah yang terinfeksi atau dari lingkungan yang tercemar. “Gejala yang sering muncul; demam, sakit kepala, mual, muntah dan kaku kuduk, serta penurunan kesadaran,” jelas Ariyuni.

    Dibeber lagi, semakin cepat pasien mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit maka tingkat kesembuhan meningkat. “Pengobatan yang tepat dan cepat tentunya dapat menghidari kemungkinan pasien mengalami gangguan pendengaran permanen atau kematian, oleh sebab itu dihimbau kepada seluruh masyarakat jika mengalami gejala serupa dan memiliki riwayat mengkonsumsi olahan dari daging babi mentah yang terinfeksi untuk segera ke rumah sakit,” tambahnya.

    Baca Juga:  PPDB 2024 di Gianyar Nihil Siswa Tercecer, Dewan Apresiasi Pj Bupati

    Dari data dari Rumah Sakit Daerah Sanjiwani, Suspek MSS terbanyak tahun 2023, yaitu di Kecamatan Sukawati  dengan 10 kasus, disusul Kecamatan Blahbatuh dan Gianyar masing-masing 6 kasus dan keempat Kecamatan Ubud dengan 5 kasus.

    Kewaspadaan dini terhadap kasus MSS perlu ditingkatkan melalui koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program terkait, sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, mengkonsumsi olahan dari daging babi yang telah dimasak dengan baik, serta bagi mereka yang kontak dengan ternak agar selalu menggunakan slop tangan dan sepatu bot, dan sedapat mungkin menghidari luka kontak dari lingkungan peternakan,” jelas Ariyuni. (ina/kb)

    Back to top button