GianyarPeristiwa

Gegara Hujan Angin Puluhan Hektar Tanaman Padi Rusak

    GIANYAR, Kilasbali.com – Gegara hujan yang disertai angin menyebabkan puluhan hektar tanaman padi rusak.

    Tanaman padi seluas puluhan hektar di sejumlah Subak di Gianyar mengalami kerusakan karena rebah dan terendam.

    Mengurangi jumlah kerugian, petani terpaksa panen lebih awal.  Karena kualitas  padi yang rendah, harganya pun dipastikan  turun drastis.

    Pantauan, Kamis (18/4), kondisi  persawahan di sejumlah subak di Gianyar  memprihatinkan.  Mencolok terjadi di wilayah Tegallalang dan Ubud bagian utara.

    Baca Juga:  Roadshow, Wisnu Temui Sulinggih dan Aktif di Medsos

    Dalam dua hari berturut-turut, hujan  dan angin kencang  yang menerjang, menjadi petaka bagi petani. Kondisi terparah terjadi di Subak Penusuan Tegallalang dan Subak Junjungan.

    Padi yang belum siap panen, bertumbangan dan sebagian padi hingga batangnya terendam air, sehingga akan mengancam kualitas produksi.

    “Banyak yang membusuk pak, karena padinya terendam air lumpur. Buahnya pun akan jamuran dan ada yang lepas dari tangkainya,” I Made Lugri salah seorang petani di Subak Junjungan, Ubud.

    Baca Juga:  YPSS Sinergi Bersama Polri Amankan Pemilukada

    Atas kondisi, padi yang sebenarnya belum cukup umur, Lugri mengaku terpaksa memanen lebih awal.

    Meski demikian, kerugian tidak dapat dihindarkan. Karena hanya beberapa bagian yang dapat mereka selamatkan.

    ”Kualitas padi juga menjadi sangat rendah hingga mempengaruhi nilai jualnya. Satu kilogram padi kering yang sebelumnya terjual rata-rata Rp 4.500 kini hanya laku kisaran Rp 3.000 hingga Rp 3.500,” terangnya.

    Baca Juga:  Ratusan Musisi Lokal – Internasional Bakal Meriahkan Ubud Village Jazz Festival 2024

    Selain merusak padi, musim hujan ini juga menyulitkan petani untuk menjemur padi yang sudah dipanen.

    Dengan hasil tidak maksimal ini, petani setempat memastikan modal yang dikeluarkan selama pengarapan tidak akan kembali.

    “Petani berharap, Dinas Pertanian menurunkan tim ke lapangan untuk mengevaluasi musibah petani yang sidha terbilang kegagalan panen ini. Ini penting bagi kami sebagai perlindungan kepada petani untuk dapat membiayai pertanaman di musim berikutnya,” harapnya. (ina/kb)

    Back to top button