GianyarNews Update

Potensi Desa Kendran Dipromosikan Dalam Gelar ‘Kendran Living Culture Festival’

    GIANYAR, Kilasbali.com – Pontensi Desa Kendran dipromosikan dalam gelaran ‘Kendran Living Culture Festival’.

    Festival yang bertujuan mengangkat potensi wisata Desa Kendran itu dikemas dengan profesional dibuka secara resmi di Jaba Pura Griya Sakti Manuaba, Desa Kendran.

    Event akhir tahun ini dibuka Bupati Gianyar I Made Mahayastra. Pelaksanaan event Kendran Living Culture Festival dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 9 sampai dengan 11 Desember 2022.

    Event pertama kali yang dilaksanakan oleh Desa Kendran ini, dilakukan guna mengangkat tradisi adiluhung yang dimiliki untuk diperkenalkan ke dunia, salah satunya Mekukung, Ngaturang Tirta Ening, Mepeed dengan atraksi In-situ.

    Baca Juga:  17 Tahun IPeKB, Bertumbuh untuk Melakukan Pengabdian

    Selain itu keunikan lainnya, berupa situs arkeologi berupa Nekara dan Sarkofagus, sebelas beji dan tiga puri yang ada di Desa Kendran.

    Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mengatakan dampak pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan bagi sektor pariwisata, pelaku UMKM dan ekonomi kreatif. Sehingga event/festival seperti ini, dapat dijadikan moment bagi UMKM dan pelaku pariwisata untuk bangkit dan dapat menciptakan dampak yang sangat signifikan.

    “Bersyukur kita bisa hidup dengan normal dan menjalankan aktivitas yang mesti dilakukan sebagai daerah pariwisata apalagi disini ada Wisata Desa yang masuk dalam 10 besar nasional,” ujar Bupati Mahayastra.

    Baca Juga:  Satpol PP Bali Gencar Sosialisasikan Perda 9/2000

    Lebih lanjut, untuk mengisi kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dengan mengadakan event dan pelatihan sumber daya manusianya serta mendidik anak-anak dengan pesraman. Sehingga jangan sampai mereka tergerus dengan pergaulan yang salah.

    “Sebagai daerah pariwisata kita harus isi dengan hal-hal baik. Sehingga saya sangat bersyukur sekali, komplit diadakan dari berbasiskan lingkungan dan anak-anak bisa terdidik. Kita terima pariwisata dengan baik untuk kemajuan desa kita,” lanjutnya.

    Ke depannya, kita bukan berbicara tentang jumlah kunjungan melainkan bicara tentang wisata berkualitas yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan dapat mensejahterakan masyarakat.

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Lokasi Larangan Menaikkan Layangan di Bali

    “Kalau kunjungan banyak kalau tidak memiliki manfaat untuk apa? Kunjungan yang berkualitas adalah yang bisa dirasakan oleh masyarakatnya. Tamu yang datang adalah tamu pilihan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, sebanyak 40 desa di Kabupaten Gianyar sudah masuk dalam Desa Wisata yang punya destinasi, punya sumber daya alam, kerajinan dan UMKM mendapatkan prioritas pada infrastruktur dan perbaikan destinasi wisata yang ada maupun lainnya guna mendukung fasilitas yang tersedia. (Ina/KB)

    Back to top button