BadungSosial

Ini Dia Lima Kabupaten Stunting Tertinggi di Bali

    BADUNG, Kilasbali.com – Kendati menjadi provinsi dengan prevalensi stunting terendah di seluruh Indonesia berdasarkan data SSGI Tahun 2021 dan 2022, namun ada lima terdapat kabupaten yang memiliki prevalensi stunting di atas rata-rata Provinsi Bali. Yakni Jembrana 14,2%, Buleleng 11%, Karangasem 9,2%, Bangli 9,1% dan Tabanan 8,2%.

    Hal itu terungkap saat Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengikuti Rapat Kerja Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur Tahun 2023 Dalam Sharing Session dengan TPPS Provinsi Bali, di Hotel Harper Kuta, Badung, Senin (7/8).

    “Prevalensi stunting untuk Bali di Tahun 2022 adalah 8,0% telah melampaui target yang ditetapkan untuk Provinsi Bali yaitu 9,28%, sekalipun pada Kabupaten Buleleng dan Gianyar terdapat peningkatan prevalensi stunting dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.

    Disebutkan, Bali dengan luas 5.636,66 Km dihuni oleh 4.279.129 jiwa tersebar di 9 kabupaten/kota, pengentasan stunting dilakukan dengan intensnya kerjasama dan koordinasi antara pemerintah dengan lembaga desa adat yang ada di 1.493 desa adat.

    Baca Juga:  Pembangunan LRT di Bali Masuk Tahap penunjukan Mitra Strategis dan Pemimpin Konsorsium Investor

    Strategi percepatan penurunan stunting yang dilakukan yakni penguatan kelembagaan percepatan penurunan stunting, penganggaran, sinergitas lintas sektor dan pemanfaatan kearifan lokal Bali dalam percepatan penurunan stunting.

    Dewa Indra memaparkan sejumlah langkah dan strategi dalam penurunan jumlah stunting di Bali. Masing-masing wilayah dengan luas dan jumlah penduduk yang berbeda tentu memiliki cara dan pola yang berbeda antara satu dengan yang lain dalam upaya menurunkan angka stunting.

    “Contohnya di Bali dengan jumlah penduduk yang lebih banyak dan luas wilayah Bali yang tergolong kecil, tentu kerjasama dan koordinasi antar lembaga yang lebih intens membantu memperbaiki kondisi kekurangan gizi pada anak yang sudah terdeteksi stunting,” kata Dewa Indra.

    Baca Juga:  Terobosan Sistem Tol Non Tunai Nirsentuh Pertama di Indonesia
    Suasana Rapat Kerja Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kabupaten/ Kota se-Kalimantan Timur Tahun 2023 Dalam Sharing Session dengan TPPS Provinsi Bali, di Hotel Harper Kuta, Badung, Senin (7/8). Foto/ist

    Menurutnya, strategi yang dilakukan Pemerintah Bali adalah bekerjasama dengan lembaga desa adat yang ada di masing-masing kabupaten, kecamatan, desa hingga banjar. Lembaga desa adat seperti pecalang dan kader desa memiliki peran strategis untuk mencari tahu data remaja yang akan menikah.

    Remaja yang akan menikah ini nantinya akan dikontak dan disosialisasikan tentang kesehatan diri, kesiapan pranikah, saat menikah dan pascamenikah terutama saat mengandung. Edukasi ini penting dilakukan agar calon pasangan pengantin paham dan mengerti tentang kondisi tubuh serta selanjutnya memahami bagaimana memenuhi kebutuhan tubuh saat hamil, sehingga janin yang sedang dikandung mendapatkan nutrisi gizi yang lengkap, dan mempengaruhi pertumbuhan janin dengan baik. (jus/kb)

    Back to top button