BadungEkonomi Bisnis

ACE Berkomitmen Bangun Jalur Energi Berkelanjutan bagi ASEAN

    NUSA DUA, Kilasbali.com – Pertemuan ASEAN International Conference Energy and Environment (AICEE) kembali digelar untuk ketiga kalinya, dengan tujuan untuk mendorong kolaborasi di antara para akademisi, pembuat kebijakan, dan pakar industri untuk mengatasi tantangan energi dan lingkungan di kawasan ASEAN.

    Diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Kamis (24/8/2023).

    Manager ACE dan Chairman AICEE ke-3 Dr Zulfikar Yurnaidi menjelaskan, pertemuan kali ini bertemakan “Accelerating a Just, Secure and Resilient Energy Transition in ASEAN through Innovation and Interconnectivity”.

    Memiliki arti penting karena diselenggarakan bertepatan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) dan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 untuk menciptakan lingkungan yang sinergis bagi kolaborasi antardisiplin dan berbagai pihak di ASEAN.

    Baca Juga:  Atlet Tarung Derajat Jatim Latih Tanding ke Bali, Bambang Haryo Soekartono Kecewa

    “Tema konferensi tahun ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun jalur energi yang berkelanjutan bagi ASEAN. Dengan lebih dari 150 abstrak yang masuk dan hampir 100 presentasi makalah, konferensi AICEE tahun ini menjanjikan serangkaian topik yang mencerminkan beraneka ragam sifat energi dan permasalahan lingkungan,” katanya.

    Topik-topik tersebut antara lain membahas transisi energi dan teknologi baru yang sedang berkembang, membahas pergeseran dinamis menuju sumber energi berkelanjutan, insentif kebijakan, dan peningkatan efisiensi energi.

    Interkoneksi: keamanan, dan aksesibilitas, mengulas interkonektivitas jaringan energi, keamanan siber dan fisik, serta mendorong kerja sama regional.

    Baca Juga:  Ratusan Taekwondoin Bali Ikuti Diklat Penguji dan Kepelatihan hingga UKT

    Adanya keberlanjutan, rekayasa, dan infrastruktur mengeksplorasi praktik-praktik untuk mengurangi emisi, mempromosikan energi terbarukan, dan meningkatkan ketahanan iklim di berbagai sektor.

    Penetapan harga karbon dan investasi hijau menyoroti pentingnya penetapan harga karbon dan mekanisme investasi hijau untuk beralih ke teknologi rendah karbon.

    Energi dan digitalisasi menelaah perpaduan antara energi dan teknologi digital, termasuk IoT dan blockchain untuk sistem energi yang efisien.

    Lingkungan, kebijakan, dan sosial ekonomi menganalisis sifat multidimensi dari transisi energi, mulai dari kebijakan dan tata kelola hingga kerja sama internasional.

    Inti dari konferensi ini adalah ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II (2021-2025), sebuah cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE.

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Lokasi Larangan Menaikkan Layangan di Bali

    Merangkul transisi energi sebagai elemen landasan untuk mencapai keamanan energi regional dan kelestarian lingkungan adalah prinsip utama APAEC

    Para mitra akademis dan institusi penyelenggara AICEE memainkan peran penting dalam kesuksesan konferensi ini. Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) sebagai tuan rumah bersama menyumbangkan keahlian dan sumber daya.

    Selain itu, mitra akademis yaitu, Universiti Teknologi Nasional (Uniten) Malaysia, ASEAN Climate Change and Energy Project (ACCEPT) II, Energy Research Institute (ERI), Chulalongkorn University, University of Hawai’i, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI), serta dukungan dari National Energy Technology Center (ENTEC), Thailand, juga turut memberikan masukan yang berharga. (Kb/djo)

    Back to top button