BadungEkonomi Bisnis

Tahun 2024, UMKM Ditargetkan Buka Peluang 4,4 Juta Lapangan Kerja Berkualitas

    CANGGU, Kilasbali.com – Pada tahun 2024 mendatang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia (RI) Sandiaga Salahuddin Uno berharap UMKM kembali menjadi pahlawan perekonomian Indonesia, membuka peluang usaha dan lapangan kerja dengan target 4,4 juta lapangan kerja berkualitas.

    “UMKM yang sudah terdigitalisasi pada platform e-commerce ada 20 juta lebih dari target 30 juta pada awal tahun 2024,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno di sela membuka acara “Bali in Your Hands Sustainable Talks” di Citadines Berawa, Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Jumat (29/9/2023).

    Dalam pidatonya yang disampaikan secara online tersebut, pria yang akrab disapa Mas Menteri itu mengatakan, tahun 2021, di Provinsi Bali, secara khusus sektor UMKM juga memberikan kontribusi tinggi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Bali yang mencapai 61%.

    Mengingat, peran bisnis berkelanjutan dan literasi digital dalam mengembangkan sektor UMKM sangatlah krusial, di mana pada tahun 2024, kontribusi UMKM terhadap PDB ditargetkan naik menjadi 65%, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Lokasi Larangan Menaikkan Layangan di Bali

    Pada tahun-tahun sebelumnya, keterlibatan UMKM sudah terlihat secara signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dengan kontribusi mereka terhadap PDB mencapai 61,07% pada tahun 2021 atau senilai Rp8,573,89 triliun dan menyerap 97% tenaga kerja.

    Bali in Your Hands, sebuah pusat pengetahuan berbasis digital dan komunitas UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dan pemahaman bisnis berkelanjutan, yang kali ini menghadirkan sejumlah ahli dan pengusaha UMKM bisnis berkelanjutan di Bali.

    Mewakili A+ Communications, sebuah firma humas yang berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), yang turut mendukung perhelatan ini, Chief of Strategist Bali in Your Hands Myrna Soeryo menyampaikan bahwa sinergi dan ekosistem bisnis berkelanjutan UMKM dapat mendorong pulihnya perekonomian Bali lebih cepat.

    Baca Juga:  Ratusan Musisi Lokal – Internasional Bakal Meriahkan Ubud Village Jazz Festival 2024

    “Semoga, dengan adanya acara ini, akan semakin banyak UMKM yang menerapkan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan, termasuk melakukan daur ulang serta memakai energi bersih, juga melaksanakan pengukuran dampak positif usaha terhadap masyarakat secara berkala,” harao Myrna Soeryo

    Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab sebagai tujuan nomor 12 dari TPB Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sangat erat kaitannya dalam hal penyediaan barang dan jasa dari industri UMKM. Hal ini tentulah harus didukung oleh semua pemegang kebijakan, termasuk sektor swasta.

    “Sejak bergabung dengan Bali in Your Hands, saya jadi mengetahui bahwa bisnis itu tidak sekedar hanya berfokus pada menghasilkan profit, tapi ada juga kepedulian kepada sesama dan lingkungan hidup, serta menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai sosial dan bertanggungjawab,” kata Denny Nugraha, selaku pemilik bisnis Big Boy Looks Good, penyedia pakaian pria inklusif.

    Jenama Bikini yang menerapkan praktek bisnis berkelanjutan dengan melakukan proses daur ulang dan didukung oleh sumber daya manusia (SDM) penduduk lokal Bali, bernama Kadoo, juga turut memeriahkan acara ini dengan menampilkan sejumlah koleksi terbaru bikininya, yang berbahan dasar econyl, materi yang berasal dari limbah laut yang didaur ulang.

    Pihak penyelenggara acara tersebut juga menghadirkan Dinda Hervi, selaku co-founder dan CEO Impactura, yang menjelaskan tentang pengukuran dampak positif bagi usaha UMKM. Menurutnya, pengukuran dampak membantu UMKM untuk memahami secara lebih baik dampak positif dan negatif yang dihasilkan oleh kegiatan bisnis mereka.

    Baca Juga:  Re-Branding New Logo dan Instragram LVC&C Model Management di Living Wolrd Bali

    “Dengan pemahaman yang lebih mendalam ini, UMKM dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka, mempertanggungjawabkan kontribusinya terhadap masyarakat dan lingkungan, serta menyajikan data yang jelas mengenai dampak positif yang dihasilkannya untuk mendapatkan dukungan finansial dan meningkatkan daya tarik mereka di pasar,” jelas Dinda Hervi. (Kb/djo)

    Back to top button