GianyarNews Update

150 Hari Tanpa Hujan, Gianyar Sempat Gerimis

    GIANYAR, Kilasbali.com – Beberapa wilayah  di Bali, seperti Kecamatan Kubu, Karangasem, Kecamatan Gerokgak Buleleng, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung sudah lebih dari 150 hari tanpa turun hujan.

    Sementara Gianyar, di beberapa tempat sempat terjadi hujan namun tidak signifikan, karena hanya gerimis dan sesaat.

    Kondisi ini bisa menjadi lebih panjang, mengingat kemungkinan turun hujan nanti pada Maret – April 2024 mendatang.

    Kondisi kemarau mengakibatkan kekeringan parah ini memicu dampak diberbagai sektor. Kondisi pertama yang terjadi adalah menurunnya debit air pada sumber air baku, sehingga berpengaruh pada saluran irigasi pada lahan pertanian.

    Baca Juga:  DPC PDIP Tabanan Usulkan Pemecatan Mulyadi

    Menurunnya debit air ini juga berpengaruh kepada kebutuhan air, sehingga krisis air bersih semakin meluas. Kondisi ini akhirnya memicu daya beli masyarakat, mengingat sektor pertanian produksinya menurun.

    Kabid Kedaruratan BPBD Gianyar, Gusi Ngurah Dibya Presasta, Senin (30/10) mengakui hal tersebut.

    “Kami belum mendapatkan rilis resmi terkait gejala El Nino Gorila yang kemungkinan terjadi di Bali, memang ada wilayah yang 150 hari lebih belum turun hujan, namun di Gianyar, belum sampai 90 hari belum turun hujan,” jelas Dibua Presasta.

    Baca Juga:  Satpol PP Bali Gencar Sosialisasikan Perda 9/2000

    Ditambahkan Dibya Presasta, tanpa ada peringatan dari pusat pun, BPBD Gianyar selalu siaga. “Namun karena kemarau semakin panjang, kewaspadaan kita (BPBD) semakin tinggi,” jelasnya.

    Disebutkan, kewaspadaan di saat musim hujan dan kemarau sesungguhnya sama. Di saat musim hujan, kewaspadaan utama kepada bencana banjir dan longsor, sedangkan saat kemarau kewaspadaan tertuju kepada kebakaran, baik hunian, fasilitas umum dan lahan kering rawan kebakaran.

    BPBD Gianyar dalam menghadapi kebencanaan didukung 80 personil yang terbagi dalam 3 shift kerja dalam 24 jam. Dibya Presasta merinci daya dukung dalam menghadapi kedaruratan dengan 3 unit Pickup, 1 Unit DC, 1 unit Truk serbaguna.

    Baca Juga:  Buku Weda Sebagai Tuntunan Hidup

    “Sedangkan peralatan lain seperti 12 unit Chainsaw (gergaji mesin), 7  unit Mesin Semprot, 1 Begholoader, 1 sett Peralatan Vertikal Rescue, 1 sett water rescue,” tambahnya.

    Sedangkan peralatan lain yang tersedia seperti tenda darurat, selimut dan pendukung lainnya. “Pada intinya kami terus siaga, apalagi kemarau semakin panjang. Bukan kami saja yang harus waspada, masyarakat juga mesti meningkatkan kewaspadaan,” wantinya. (ina/kb)

    Back to top button