Gianyar

Nakes Kesmas Gianyar 2 Terpapar, Pedagang Hindari Rapid Test Massal

    GIANYAR, Kilasbali.com – Tidak hanya di Rumah Sakit Genesa, Sukawati, Tenaga Kesehatan (Nakes) di UPT Kesmas Gianyar 2, kini juga dirundung kecemasan. Setelah salah satu nakes setempat dinyatkan positif terpapar Covid-19. Diduga Nakes ini terpapar dari transmisi lokal di kampungnya.

    Covid-19 di Gianyar, rupaya terus menjalar dengan historis yang beragam. Ironisnya, kini nakes yang menjadi garda depan dalam penanganan Covid-19, tak luput dari paparannya dan malah jumlahnya terus bertambah.

    Menyusul 7 Nakes di Rumah Sakit Ganesa, Sukawati, kini giliran Nakes yang bertugas di UPT Kesmas Gianyar 2 yang dinyatkan positif terpapar Covid 19.

    “Diduga, pasien ini terpapar dari transmi lokal di tempat asalnya di Banjar Pembungan , Jehem Tembuku, Bangli,” ungkap Ketua Hari Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, I Made Wisnu Wijaya, Jumat (12/6/3020) .

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Lokasi Larangan Menaikkan Layangan di Bali

    Disebutkan, Nakes yang berinisial IKS (43) terungkap positif Covid 19, berawal dari
    kondisi tubuhnya yang lemas, badan sakit, dan demam 4 Juni lalu.

    Dikatakannya, yang bersangkutan pun mohon izin istirahat dan sempat dirawat di puskesmas setempat. Hingga tanggal 9 Juni, yang bersangkutan menjalani Rapid Test ke tiga kalinya dan hasilnya reaktif.

    Lantaran menderita sesak, hari itu juga IKS lantas dirujuk ke RSU Sanjiwani dAN menjalani swab test. Hasilnya, IKS dirawat di Ruang Kamboja dinyatkan positif Covid-19.

    Baca Juga:  DPC PDIP Tabanan Usulkan Pemecatan Mulyadi

    “Di tempat asalnya, memang sempat ada pasien positif dan yang bersangkutan diduga sempt melakukan kontak erat. Kini, IKS mendapat perawatan di ruang isolasi. Untuk proses tracing, kami sudah berkoordinasi ke Bangli,” terangnya lagi.

    Sementara, lanjutan Rapid Test di Pasar Relokasi, Pasar Umum Gianyar pada hari kedua, hanya 273 pedagang. Padahal, jumlah pedagang yang ditarget hingga 500 orang.

    Hal ini dikarenakan banyak pedagang yang tidak jualan, beralasan takut dengan jarum suntik hingga alasan ada upacara. “Dari 273 pedagang yang jalani rapid test, 3 orang menunjukkan hasil reaktif,” tambahnya.

    Baca Juga:  Chili dan Bali Jajaki Kerjasama Pertanian, Mahendra Jaya Ungkap Ini

    Dari pengakuan sejumlah pedagang, banyak rekan-rekannya sesama pedagang enggan melakukan rapid test lantaran was-was. Karena pedagang yang dinyatakan reaktif rapid test secara otomatis harus di swab test dan jalani karantina.

    “Jujur saya bukannya takut dengan Covid-nya, tapi khawatir tidak bisa berjualan. Berjualan ini adalah tumpuan keluarga saya satu-satunya,” terang salah satu pedagang. (ina/kb)

    Back to top button