Gianyar

Komunitas De’Batoean Sulap Saluran Irigasi Jadi Tempat Rekreasi

    GIANYAR, Kilasbali.com – Warga Gianyar yang dikenal kreatif dan inovatif, kini lebih kentara di saat Pandemi Covid-19. Tak ingin buang-buang waktu tanpa kegiatan, ada saja yang utak-atik hingga akhirnya berdayaguna.

    Seperti halnya, terobosan yang digawangi ‘Komunitas De’Batoean’ Saluran Irigasi yang melintas di daerah pemukiman, sebelumnya kotor penuh sampah, kini disulap menjadi irigasi bertaman indah, bersih dan cocok jadi tempat rekreasi.

    Komunitas De’Batoean adalah komunitas peduli lingkungan yang terdiri dari 5 Kepala Dusun di Desa Batuan, Sukawati. Masing-masing, Kelihan Dinas Banjar Pekandelan Wayan Diana, Kelihan Banjar Dlodtunon Yande Adi Parwata, Kelihan Banjar Geria, Ida Bagus Nyoman Sartika, Kelihan Banjar Gede Dewa Ketut Mardiana, dan Kelihan Banjar Lantangidung Kadek Wiradana.

    Tanpa ambisi yang muluk-muluk, awalnya mereka hanya ingin melakukan penataan aliran irigasi Subak yang kotor lantaran selalu dijadikan media sampah kiriman. “Saluran air yang awalnya ditumbuhi rumput liar, banyak yang jebol,” kata Kelihan Dinas Banjar Pekandelan Wayan Diana mewakili rekannya yang lain, Senin (22/6/2020).

    Baca Juga:  Ratusan Taekwondoin Bali Ikuti Diklat Penguji dan Kepelatihan hingga UKT

    Wayan Diana mengungkapkan, jika kegiatan ini sujatinya sudah berproses sejak November 2019 lalu. Berawal dari menyikapi keluhan masyarakat terkait sampah pada saluran irigasi. Bahkan hampir menjadi masalah antar banjar karena saling menyalahkan.

    Langkah awalnya dengan memasang sekat, untuk menjaring sampah kiriman. Seiring waktu, sampah yang biasanya menimbulkan pemandangan kumuh semakin berkurang. Hingga akhirnya menggugah pihak swasta untuk menebar benih ikan.

    Seiring itu, warga pun ikut untuk memperbaiki telajakan yang kumuh menjadi taman depan rumah masing-masing. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19, banyak pekerja setempat yang dirumahkan. “Warga iuran untuk beli batako, ada juga yang sumbang pasir atau semen. Kami gotong royong secara swadaya,” jelas Diana yang juga pelukis gaya Batuan ini.

    Baca Juga:  Chili dan Bali Jajaki Kerjasama Pertanian, Mahendra Jaya Ungkap Ini

    Akhirnya, kini aliran sepanjang sekitar 800 meter ini tampak asri. Dihiasi tanaman bunga, patung kodok, bangau dan hiasan lampu yang menyala otomatis mulai pukul 18.00 Wita sampai pukul 06.00 Wita. Jenis ikan yang kini menghuni aliran irigasi diantaranya Nila Merah, Nila Hitam, Kaper, Bawal, dan Patin.

    Proyeksi kedepan, penataan saluran irigasi ini bisa menjadi tempat tujuan wisata kuliner. Sebab di sepanjang aliran akan dilengkapi gerobak-gerobak yang menjual makanan maupun minuman. “Kami ingin menghidupkan ekonomi. Warga yang mau jualan dipersilahkan, akan disediakan semacam gerobak atau rombong,” jelasnya.

    Sementara saat ini, Komunitas ini telah membangun Kedai De’Toekad dilengkapi beberapa tenda dan kursi duduk. Pengunjung yang datang pun dipastikan puas bisa foto-foto sambil santai sejenak. “Baru diupacarai beberapa hari lalu. Kami masih mempersiapkan menu dan persiapan lain,” jelasnya.

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Lokasi Larangan Menaikkan Layangan di Bali

    Sementara itu, Perbekel Batuan Ari Anggara mengapresiasi inisiatif jajarannya dalam hal pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat termasuk penguatan ekonomi. “Kami dari Desa sangat berterima kasih sudah ada kepedulian dari masyarakat. Secara anggaran kami tidak banyak membantu, ini murni swadaya masyarakat di support pihak Swasta Ibu Elis dari pemilik Roemah Daun di Banjar Jungut, Batuan” jelasnya.

    Mengenai Inovasi penataan dan pembudidayaan ikan ini pula telah ditinjau oleh Dinas Perikanan Kabupaten Gianyar, kemarin. “Ya tadi ada kunjungan dari Dinas Perikanan Gianyar, dalam rangka meninjau proses pembenihan ikan di aliran tersebut,” tandasnya. (ina/kb)

    Back to top button