BulelengPendidikanSosial

Penyuluhan KB ‘Live’ di Medsos

    BULELENG, Kilasbali.com – Di era digitalisasi ini, komunikasi, edukasi, informasi semakin mudah dilakukan. Adanya media sosial (medsos), maka setiap orang bisa menyebarkan informasi.

    Bahkan, bisa berinteraksi hanya dengan siaran langsung alias ‘live’ medsos. Seperti halnya dilakukan Koordinator PKB/PLKB di Kecamatan Busungbiu, I Ketut Astika Wijaya Giri (Jro Tin).

    Melalui medsos seperti: Facebook (FB), Istragram, Snack Vidio, Tiktok yang diselingi dengan musik-musik yang sedang trend, pria ini menemukan akal.

    Yakni, penyuluhan mengikuti zaman melalui medsos. Dia mulai melakukan siaran langsung di medsos karena warga di Desa Sepang hampir 90 persen adalah pengguna gadget.

    Dari pengamatannya, masyarakat di wilayah binaannya tersebut sebagian besar pengguna Facebook, sehingga terbersit di pikirannya untuk menggunakan Facebook sebagai media penyuluhan.

    Baca Juga:  Atasi Stunting 'Berkunjung dan Berbagi', Rai Wahyuni Sanjaya Berkolaborasi dengan Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali

    “Masyarakat lebih senang mendengar dan melihat langsung, dibandingkan membaca, sehingga saya berpikir harus membuat konten yang bisa ditonton,” ujarnya.

    Dari pemikiran itu akhirnya terciptalah suatu program di Facebook yang diberi judul “Suara Bangga Kencana”. Yakni siaran FB Live yang menyuarakan tentang Bangga Kencana.

    “Ternyata siaran tersebut banyak digemari apalagi dalam siaran tersebut saya putarkan lagu-lagu permintaan pemirsa, melalui siaran tersebut Pemirsa bisa berinteraktif dengan saya. Dengan siaran itu orang Jadi lebih cepat tahu, lebih efektif dan bisa diikuti dari mana saja, kapan saja,” tutur Jero Tin dengan penuh semangat.

    Melalui “Suara Bangga Kencana” yang sudah dilakukan Jero Tin secara rutin, berhasil menggaet penggemar tidak hanya dari wilayah binaannya, tetapi juga seluruh pelosok negeri bahkan sampai ke luar negeri.

    Koordinator PKB/PLKB di Kecamatan Busungbiu, I Ketut Astika Wijaya Giri (Jro Tin). foto/bkkbn

    Desa Sepang sendiri berpenduduk 1.350 Kepala Keluarga. Mayoritas penduduk desa yang dialiri Sungai Tukad Pulukang ini adalah petani kopi, kakao, dan tanaman keras lainnya. Dari 345 Balita yang tercatat di Posyandu setempat, terdapat 6 balita yang terindikasi stunting.

    Baca Juga:  Sekda Bali Tekankan Satpol Pendekatan Humanis dalam Menegakkan Peraturan

    “Letak geografis Desa Sepang berada di lembah dan diapit oleh perbukitan yang masyarakat setempat menyebutnya Bukit Sepang,” ujarnya.

    Jero Tin menuturkan, interaksi langsung dengan masyarakat merupakan kebutuhan mutlak dirinya sebagai seorang Penyuluh Keluarga Berencana (Penyuluh KB).

    Sebagai “ujung tombak” dari program Bangga Kencana yakni Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana yang setiap harinya harus berinteraksi dengan orang-orang.

    Baca Juga:  Ini Dia Juara PLN Journalist Awards 2023 untuk Peliputan di Bali

    Dia yang sebelumnya berprofesi guru geografi ini lalu memutar otak, bagaimana penyuluhan melalui tatap muka satu per satu itu lebih efektif.

    Metode tatap muka selama ini ia lakukan melalui penyuluhan langsung. Ia mendatangi Individu ataupun kelompok yang menjadi sasaran, misalnya calon akseptor, akseptor KB, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), remaja, keluarga yang memiliki balita, para orang lanjut usia, tokoh formal maupun non formal, serta menghadiri rapat-rapat.

    “Dahulu film KB sukses. Masyarakat berbondong-bondong menonton dan terhibur. Jadi saat ini penyuluhan KB juga harus dilakukan dengan menghibur, tapi dengan kemasan yang berbeda. Tapi kini dengan siaran langsung di FB bisa menjangkau lebih luas lagi,” tandas Jero Tin. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi