TABANAN, Kilasbali.com – Anggota DPD RI asal Bali, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna akhirnya turun ke DTW Jatiluwih, Kamis, (16/5/2019). Kedatangan senator muda ini untuk mencari informasi dan mengklarifikasi terkait permasalahan yang membuat heboh terkait dugaan rencana helipad.
“Tentu saya sudah klarifikasi bahwa ini bukan helipad tetapi adalah meeting point atau center point. Dari tempat ini saya merasa tidak ada tanah sawah produktif yang dipakai, karena ini adalah tanah yang tidak produktif dan tidak ada yang salah, saya anggap ini seperti teras Jatiluwih untuk melihat keindahan yang ada,” ujarnya senator yang kerap disapa AWK.
Wedakarna sendiri akan mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibawah Direktorat Jendral Kebudayaan untuk membuat dua komitmen politik yang harus segera diselesaikan. Yakni memasukan kawasan Jatiluwih ke dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN), dan kedua agar segera dibuatkan payung hukum agar tidak bertentangan dengan undang-undang tahun 2014.
Wedakarana menambahkan, yang terpenting adalah komitmen bahwa tempat itu memang bukan heliped, tetapi bisa dimanfaatkan dan tidak ada bangunan permanen. Selama Pemerintah Desa, Badan Pengelola dan Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen, pihaknya akan mendukung adanya meeting point tersebut. “Jadi buat saya clear, tidak ada masalah, tinggal ditingkatan koordinasi lembaga Pemerintah saja,” bebernya.
Sebelumnya, kedatangan Wedakarna disambut oleh jajaran management DTW Jatiluwih, Perbekel Desa Jatiluwih I Nengah Kartika dan Kadis Kebudayaan Kabupaten Tabanan, IGN. Supanji. Wedakarna juga melihat keberadaan tempat yang dimaksud dengan helipad tersebut. Setibanya di lokasi ini, Wedakarna pun melihat riilnya di lapangan, ternyata tempat tersebut merupakan meeting point atau center point.
Sementara itu Kadis Kebudayaan Kabupaten Tabanan IGN. Supanji mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tabanan sangat bersyukur dengan adanya kedatangan dari Senator Wedakarna, sehingga semakin bisa memperjelas keberadaan Warisan Budaya Dunia subak yang ada di Provinsi Bali ini
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Tabanan tetap komitmen, bahwa seperti disampaikan oleh Pak AWK kita komitmen kok pertahankan warisan budaya ini, tapi tentunya tetap berdasarkan pada aturan aturan yang sudah ada,” tandasnya.
Sedangakan, Manager DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa menambahkan, kedatangan Wedakarna ini untuk menyikapi media sosial yang terlalu membesar-besarkan situasi.
“Jadi kita disini di Jatiluwih merasa seperti bulan bulanan padahal tidak seperti realitanya, bahwa kita mengelola objek sudah berdasarkan dari kesepakatan kesepakatan yang dilalui dibawah,” ujar Sutirtayasa. (*/KB)