News Update

Ubud Masuk Kota Terbaik di Dunia Versi Travel Leisure

    GIANYAR, Kilasbali.com – Ketua Badan Promosi Wisata Kabupaten Gianyar, Tjokorda Bayu Putra Sukawati mengungkapkan, tahun 2020 ini Ubud menempati urutan ke-9 sebagai kota terbaik di dunia versi majalah Travel Leisure.

    “Iya syukur, mengawali pariwisata di era Normal ini, Ubud kembali masuk dalam daftar Kota terbaik dunia. Vibrasi ini tidak lepas dari gurat kearifan lokal para leluhur,” ungkap, Selasa (14/7/2020).

    Peran Leluhur ini, sangat meyakini Cok Tra yang putra dari Wakil Gubernur Bali, Cok Ace ini. Karena cikal bakal Ubud menjadi kota wisata memang terstruktur secara perlahan dari langkah pendahulu/leluhur.

    Disebutkan, lantaran peran pendahulu atau leluhurlah yang melegancy (mewariskan) Ubud sebagai salah satu muara kebudayaan. “Dari sini pula melatari Ubud dikenal sampai saat ini sebagai kota yang bernilai budaya,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Produk Inovasi Civitas INSTIKI Menyita Perhatian Wali Kota Denpasar di DTIK Festival 2024!

    “Dengan nilai-nilai budaya yang senantiasa terjaga dan oleh community kita, kini tetap diteruskan oleh masyarakat, pengusaha, pemangku kebijakan di Ubud.

    Dan kami terus berupaya melaksanakan legacy ini dengan segala inovasi-inovasi yang baru tentunya yang sifatnya lebih bersifat recent tanpa meninggalkan esensi dari jati diri Ubud itu sendiri,” ungkapnya.

    Ubud Masuk Kota Terbaik di Dunia Versi Travel Leisure

    Karena itu, kata dia, Ubud bisa masuk ke dalam 9 besar kota terbaik di dunia menurut majalah Travel Leisure adalah juga karena di Ubud terdapat unsur kebudayaan yang berdampingan dengan unsur-unsur pariwisata.

    Baca Juga:  Asus Perkenalkan Perangkat Komputasi Terbaru di Bali

    “Secara kasat mata sering dapat kita simak bagaimana atraksi budaya yang realtime berdampingan dengan unsur-unsur kepariwisataan tanpa saling mengganggu. Contohnya seperti touris sedang dinner, di hadapan mereka sedang berlangsung iring-iringan upacara agama. Hal sederhana ini sebagai keunikan tersendiri,” jelasnya.

    Dengan adanya keunikan tersendiri tersebut, atmosfer yang terbangun adalah bagaimana budaya itu mampu emerging atau muncul dengan aktivitas pariwisata.

    “Sehingga yang menjadi kunci adalah keseimbangan akan unsur-unsur tersebut, ditambah dengan kian bertambahnya brand-brand atau merek ternama baik di bidang kuliner, akomodasi, serta bidang lainnya yang juga kian melengkapi etalase Ubud bagi wisatawan,” imbuhnya

    Baca Juga:  Muliartha Kembali Dikukuhkan Sebagai Ketua PWRI Bali 2024-2029

    Untuk mempertahankan agar Ubud tetap menjadi kota terbaik di Dunia, maka akan dibutuhkan pembenahan atau perubahan yang dilakukan oleh semua pihak, baik secara fisik maupun sistematik.

    “Tiang yakin seluruh community ini pun tidak akan pernah berhenti untuk memikirkan langkah-langkah terbaik kedepannya, dari hal yang paling mendasar seperti kebersihan hingga ke hal-hal yang lebih kompleks seperti perencanaan tata ruang kawasan Ubud,” ucapnya.

    Tidak hanya itu, dibutuhkan juga keselarasan dan keharmonisan visi misi dari seluruh komponen agar seluruh kepentingan itu dapat kembali bermuara. ” Ini demi kemajuan Ubud secara holistik,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi