DenpasarEkonomi BisnisSeni Budaya

Gubernur Koster Gratiskan Sewa Stand PKB XLI/2019

    DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengeluarkan kebijkan untuk mengratiskan sewa stand pameran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI tahun 2019 dengan tema “Bayu Pramana, Memuliakan Sumber Daya Angin”, yang berlangsung selama satu bulan di Taman Budaya Bali, Denpasar.

    Kebijakan pengratisan sewa stand oleh Gubernur Koster kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) se-Bali tersebut, dituangkan ke dalam Pergub nomor 4 Tahun 2019.

    Menurut Koster, ide pengratisan tersebut terucap dari sang isteri yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster.

    “Jadi isteri saya membisiki saya agar sewa stand digratiskan. Saya ngak sampai disitu sebenarnya. Tapi benar juga, kenapa harus disewakan. Ini juga untuk para pengerajin kita,” kata Koster Koster saat memberi pengarahan kepada ratusan pelaku IKM yang akan mengikuti undian stand, di Gedung Ksirarnawa Denpasar, Minggu (9/6/2019).

    Baca Juga:  WNA Sewakan Motor Lengkap dengan Instruktur

    “Kasihan kalau IKM yang sudah kecil modalnya, dapat untung sedikit, dikenakan sewa yang cukup mahal. Jadi jangan cari uang di IKM yang sudah kecil ini,” ujar Koster. Dari hasil penjualan stan itu pun dinilai tak seberapa. Sebab pemasukan ke kas daerah sangat kecil hanya Rp1,2 miliar.

    Karena itulah Koster mengeluarkan Pergub Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pengratisan Sewa Stand PKB. “Jadi sekarang tak ada lagi sewa stan,” tegasnya yang disambut tepuk tangan meriah ratusan IKM yang hadir.

    Dalam kesempatan tersebut, Koster juga minta agar stand digunakan dengan baik untuk berpameran dan mempromosikan produk secara optimal, sehingga IKM bisa berkembang dan maju. Peserta juga diminta menjaga kualitas, terus berinovasi dan membangun jaringan sehingga cepat maju.

    Baca Juga:  Ngrombo Demi Pembangunan Terintegrasi di Bali

    Sementara itu, Putri Koster meminta pelaku industri kecil terus berbenah agar bisa menghadapi persaingan. Putri Koster mengaku prihatin karena banyaknya produk luar yang masuk, sedangkan produk lokal makin berkurang.

    “Jadi perlu ada solusi agar produk lokal bisa tetap tumbuh dan tak sampai tersisih dan punah. Perlu ada inovasi baik sisi kualitas, desain dan harga agar bisa diterima pasar. Konsep swadesi juga perlu dipikirkan sehingga Bali bisa mandiri di bidang sandang,” ujar Putri Koster. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi