DenpasarSeni Budaya

Lukisan Kamasan Hadir di Taman Budaya

    DENPASAR, Kilasbali.com – Angin semilir menghiasi panggung sepi Kalangan Ayodhya, Taman Budaya, Denpasar, Senin siang (8/7/2019). Suasana serupa dengan seni nusantara. Meski begitu, nafas seni Bali terbukti tetap hidup ketika Workshop Seni Lukis Gaya Kamasan dimulai.

    Berbagai macam kalangan datang untuk menghadiri workshop lukisan gaya Kamasan tersebut. Berbagai kalangan, baik siswa SMA, pengamat seni, dan bahkan turis mancanegara.

    Beberapa datang karena cinta terhadap seni, beberapa datang sekadar demi menghibur diri. “Vacation (liburan),” ucap Brara, seorang turis dari New Albama, Amerika Serikat tatkala ditanya alasan datang menghadiri Workshop Seni Lukis Gaya Kamasan.

    “Workshop seni lukis gaya kamasan ini baru yang pertama kali diadakan di pesta kesenian bali ini, kini di Pesta Kesenian Bali mulai seimbang dibidang kesenian, tak hanya di seni tari saja, karena seni di Bali kan bukan hanya seni tari, ada seni rupa, seni musik. Kini seni rupa mulai diberi kesempatan untuk di-expost ke masyarakat Bali,” ungkap narasumber workshop Drs. I Made Yasana,M.Erg.

    Baca Juga:  Pentingnya HAKI Bagi UMKM di Bali

    Yasana sempat menunjukkan kebolehannya bagaimana metode yang ia ciptakan sendiri untuk menggambar kamasan. Keterbatasan alat yang tersedia tidak menghalanginya untuk membagi ilmu kepada para peserta workshop.

    Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber kedua yaitu Mangku Wayan Muliarsa. Muliarsa merupakan pelukis asli dari Kamasan, ia sangat mengetahui betul bagaimana cara membuat lukisan kamasan.

    “Kamasan itu bukan lukisan biasa, awalnya kamasan diperuntukan untuk persembahan, namun kini seiring perkembangan, lukisan ini tak hanya untuk sebuah persembahan namun juga dijadikan souvenir, pemberian, dan juga suatu lukisan yang dicari-cari oleh banyak orang,” terang Muliarsa.

    Baca Juga:  Sinergi BKKBN Bali dan BKL Gelar Orientasi PJP Bagi Lansia

    Bahan-bahan alami yang digunakan membuat nilai lukisan ini sangat mahal. Namun tentu ada harga ada kualitas, lukisan ini dapat tahan hingga ratusan tahun. Muliarsa, juga menunjukan hasil gambarnya yang merupakan warisan dari leluhur keluarganya.

    Kedua narasumber ini mengharapkan anak-anak muda mengetahui seni Bali dari sumbernya langsung. “Saya mengharapkan generasi muda dapat melestarikan budaya lukisan gaya Kamasan Bali ini ke depannya,” harap Muliarsa. (kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi