Ekonomi BisnisGianyar

Minat Warga Gianyar Minim Magang ke Jepang

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meski agen-agen resmi penyaluran magang (belajar sambil bekerja) ke Jepang banyak ada di Bali, namun minat warga untuk bekerja di Negeri Sakura ini masih minim.

    Salah satu Agen di Gianyar, peminat yang mengambil kesempatan justru didominasi pekerja dari luar Bali. Syukurnya, disaat pandemi Covid-19 ini yang memicu sempitnya peluang kerja, warga lokal mulai melirik peluang ini.

    LPK Mentari Asa Bali, I Nyoman Artawa tak menampik kondisi ini. Lembaganya yang juga salah satu agen magang ke Jepang, merasakan minimnya minat magang ini.

    Disebutkan, selama pandemi ini pihaknya sujatinya sudah meloloskan beberapa warga ke Negeri Sakura itu. “Hanya saja dari segi jumlah, minat mengadu nasib dari kalangan pemuda Gianyar masih rendah, ketimbang pemuda dari kabupaten lain di Bali, maupun daerah luar Bali,” ujarnya, Rabu 2/6/2021).

    Baca Juga:  Pameran Bonsai di Lapangan Tulikup Gianyar

    Hal ini terlihat dari peserta pelatihan di LPK Mentari Asa Bali yang membuka pelatihan kerja buat magang ke negeri Sakura. Dari 28 pemuda Gianyar yang lolos pelatihan, hanya 10 saja asal Gianyar, sedangkan sisanya dari Bangli, Karangasem, Bandung, Lombok dan daerah lainnya.

    Padahal, lanjut dia, dibandingkan peluang kerja di dalam negeri yang sempit sekarang ini, Magang ke Jepang ini bagus dijadikan alternatif. Apalagi, saat magang rata-rata mendapat uang saku sampai ¥175.000.

    Ditambahkannya, saat magang di Jepang, pemuda ini mendapat kesempatan mengenal lebih jauh budaya Jepang, sehingga programnya setengah belajar setengahnya lagi bekerja.

    Baca Juga:  Pilkada 2024, KPU Tawarkan Posisi PPK

    Lanjutnya, pada angkatan pertama, pihaknya sudah memberangkatkan 7 pemuda, yang saat ini sudah magang pada pelayanan atau servis panti jompo. Di mana pekerjaannya food service, perawatan, manufaktur makanan, pertanian dan peternakan.

    Dikatakan Artawa, angkatan berikutnya yang akan berangkat sebanyak 28 pemuda. “Ini masih menunggu keberangkatan, karena situasi pandemi, keberangkatan terus mengalami penundaan,” tambah Artawa.

    Dikatakannya, untuk LPK miliknya memiliki izin untuk pemagangan ke Jepang. Sedangkan dalam pelatihan diberikan pendidikan Bahasa Jepang, budaya Jepang dan skil kerja Jepang.

    Baca Juga:  ‘Police Go to School’ Cegah dan Deteksi ‘Bullying’ di SD

    “Bagi yang sudah memiliki keterampilan kerja, tinggal mengasah Bahasa Jepang, sehingga benar-benar siap magang di Jepang. Biasanya yang menjadi kendala adalah bahasa, sebagai bahasa komunikasi sehari-hari,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi