PeristiwaTabanan

Dampak Gempa, 63 Titik Kerusakan Terjadi di Tabanan

    TABANAN, Kilasbali.com-Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richer guncang Lombok Minggu (5/8/2018) malam juga berimbas di Kabupaten Tabanan. Sejumlah bangunan fasilitas umum, pura, pelinggih dan rumah warga rusak digoyang gempa. Meskipun tidak ada korban jiwa kerugian dari dampak gempa ditafsir Rp 2,3 Miliar.

    Data sementara dari BPBD Tabanan tercatat 63 titik kerusakan akibat guncangan gempa pada Minggu malam. Dari 63 titik itu terbanyak bangunan rusak adalah merajan warga dan beberapa pura milik adat. Bahkan dampak gempa memporak porandakan rumah milik Bendesa Adat Pacung Desa Baturiti, I Gede Ngurah Kumarajaya. Dimana bangunan bale dangin ambruk. Bahkan pelinggih merajan mulai dari pelinggih taksu ambruk serta pelinggih kemulan bergeser.

    Tak hanya itu, beberapa Pura mulai dari Pura Bale Agung Banjar Bangah dibagian apit surat rusak. Dan tembok penyengker roboh hingga mengalami kerugian Rp 150 juta. Yang paling parah Pura Arak Api di Banjar Bangah, bagian tembok penyengker, apit surang, gedeng apit luwang, pelinggih penetegan, pejenengan meru tumpang 5, bale peli, pelinggih gedong taksu dan pewaregan ada yang ambruk dan rusak. Sehingga total kerugian hingga Rp 300 juta. Selain itu juga Pura Pucak Sari di Banjar Pacung juga terdampak. Apit surang, bale kulkul penyengker ambruk total kerugian Rp 300 juta. Termasuk puwaregan Pura Pucak Nyapu Jagat di Banjar Pacung ambruk total kerugian sampai Rp 100 juta.

    Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Sucita didampingi Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan menerangkan, dari pengecekan ke lapangan yang melibatkan TRC BPBD Tabanan tercatat ada 63 kerusakan di Tabanan akibat gempa dengan pusat gempa di Lombok. Bangunan rusak akibat gempa terbanyak di wilayah Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Penebel. “Data sementara ada 63 titik kerusakan, paling banyak pura, merajan dan tembok penyengker yang terdampak,” jelasnya.

    Baca Juga:  Pengurus PHRI BPC Tabanan Periode 2024-2029 Dikukuhkan

    Ditambahkan, fasilitas umum selain Bangunan Pasar Baturiti yang ambruk, juga terdapat tiga SD yang mengalami kerusakan. Seperti SDN 1 Mekar Sari dan SDN 1 Apuan di Kecamatan Baturiti rusak. Dan satu SDN 3 Jatiluwih yang retak dibagian sudut kelas. Sementara untuk SDN 1 Mekarsari satu unit ruang belajar dibagian atap sudah cekung. “Yang ini memang harus segera ditangani karena menyangkut belajar. Masih bisa dipakai hanya saja warga siswa dan guru was-was belajar,” tambahnya.

    Baca Juga:  Purnawan Resmi Daftar Cawabup PDIP Tabanan, Siap Mundur Bila Direkomendasikan DPP

    Bahkan Sucita menuturkan SDN 1 dan SDN 1 Apuan yang terdampak bangunan rusak, Senin pagi memulangkan siswa lebih awal karena masih khawatir jika ada gempa susulan. “Tadi saya lihat siswa dipulangkan lebih awal,” lanjutnya.

    Terkait kerusakan ini, ia mengatakan akan melapor terlebih dahulu kepada pimpinan, supaya mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Yang terpenting semua akan tercover tidak ada yang tidak tecover. “Berdasarkan tafsiran, kerugian tadi di cek hingga Rp 2,3 miliar. Ini akan kami laporkan dulu ke pimpinan,” tegasnya.

    Sucita menambahkan kecamatan yang tidak terdampak gempa belum dapat diprediksi. Memang untuk kawasan Selemadeg, Selemadeg Timur, dan Selemadeg Barat laporan kerusakan baru beberapa, karena pihaknya masih melakukan pengecekan lebih lanjut. “Kalau Pupuan sudah ada laporan dimana ada kerusakan di Pura Mekori, tetapi tidak parah namun kami masih mengecek,” tuturnya.

    Akibat gempa selain merusak bangunan, bahkan ada pula warga yang terjatuh hingga pingsan akibat berlari menyelamatkan diri saat gempa terjadi. Ia adalah Ni Ketut Dian Parpita Ningrum (36), warga dari Banjar Sambian Tengah, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan Tabanan.

    Menurut Kasubid Humas dan SIM Rekam Medis BRSUD Tabanan, I Made Suarjaya, tercatat ada satu orang warga yang pingsan saat menyelamatkan diri dari goyangan gempa. Namun ia bukan korban dari reruntuhan bangunan, tetapi saat berlari terjatuh hingga pingsan. “Ia pingsan karena jatuh saat berlari selamatkan diri,” ujarnya.

    Baca Juga:  Pengendara Motor di Jalur Denpasar-Singaraja Tewas Akibat Tabrak Lari

    Diterangkan pasien tersebut tidak sampai dirawat inap. Sebab hanya mengalami benjol pada bagian kepala belakang. “Memang tidak ada indikasi dirawat inap, pasien sudah pulang meskipun ada riwayat pingsan dan mual-mual. Dan dari data yang ada memang hanya satu orang pasien ke BRSUD akibat gempa,” tegas Suarjaya.

    Sementara itu Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa BPBD sudah bergerak dari kemarin malam. Untuk kerusakan akibat gempa akan segera ditindaklanjuti. “Kalau musibah begini dana di pos kan di dana tidak terduga sepanjang dana masih tersedia segera kita bantu. Yang kedua terkait kerugian mungkin kami akan teruskan ke provinsi dan pusat sesuai dengan pembiayaan yang dilakukan kita akan lakukan. Yang penting sekarang pendataan dulu,” tegas Wirna Ariwangsa. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi