Gianyar

Hanya Dihadiri Kerabat, Pelebon dan Upacara Perkawinan di Gianyar Lancar

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meski Wabah Pendemi Covid 19 sudah menyerang warga Gianyar di seluruh kecamatan di Gianyar upacara adat seperti Pelebon hingga perkawinan tetap berjalan. Kondisi inipun membuat, jajaran kepolisian dan TNI harus turun tangan untuk memastikan pembatasan ketertiban warga dan menjalankan protokol kesehatan dilaksanakan.

    Seperti upacara pelebon Jro Mangku Istri Dadia Pasek Kayu Selem yang diselenggarakan, Kamis (23/4/2020) di Desa Adat Banda, Desa Saba, Blahbatuh. Lantaran di desa setempat, sudah ada warga yang terpapar Covid-19, namun upacara harus dilaksanakan, pelaksanaannya pun mendapat perhatian dan pengawasan serius aparat terkait.

    Baca Juga:  Nyuwun Banten Pajegan 2,7 M, Perempuan Ini Dikawal Ketat

    Sejumlah petugas dari Polsek Blahbatuh diturunkan untuk memastikan Intruksi Kapolri, Bupati dan Gubernur Bali dijalankan. Demkian juga Satgas gotong royong setempat turut aktif agar pelaksanaan pelobon hanya dilakukan oleh lingkungan keluarga.

    Pelebon yang biasanya dipenuhi warga, kini hanya melibatkan sekitar 25 orang di pekarangan rumah duka. Sejumlah sesajen untuk upakara pun diangkut menggunakan mobil pickup. Sejumlah polisi dan tentara berjaga-jaga di sepanjang jalan. Hingga upacara pelebon selesai, situasi berjalan aman dan lancar sesuai arahan satgas gotong royong desa adat.

    Baca Juga:  Pentingnya HAKI Bagi UMKM di Bali

    “Tidak hanya sebatas mengeluarkan imbaun, kami juga menerapkan kebijakan membatasi keterlibatan warga dalam kegiatan upacara,” ungkap Bedesa Desa Adat Banda, I Wayan Balik.

     

    Foto; Perkawinan di Desa Pejeng Kawan.

    Kondisi yang sama juga terlihat saat upacara perkawinan Gusti Putu Budiartha di Desa Adat Tatiapi Kelod, Pejang Kawan, Tampaksiring. Lantran upacara harus dilaksankan dalam situasi ini, prosesi pun berjalan sederhana tanpa kehadiran kerabat maupun temannya karena larangan untuk tidak membuat keramaian.

    “Pernikahan ini sudah kami rencanakan jauh sebelum pandemic Covid-19. Kami sudah mematuhi aturan untuk tidak membuat upacara yang melibatkan orang banyak, bapak-bapak dari Babinkantibmas dan Babinsa juga ikut memantau,” ungkap Gusti Budiartha.

    Baca Juga:  Ini Alasaan Anak Muda Gianyar Daftar Jadi Anggota Polri

    Sebelum melangsungkan pernikahan, Rah Artha mengaku telah meminta masukan dari berbagai pihak termasuk Kelihan adat Banjar Tatiapi Kelod.

    Dalam mempersiapkan upacara pernikahannya juga tidak melibatkan tetangga maupun warga sekitar. Mengingat upacara telah disiapkannya sejak lama, orang tuanya telah mencicil pembuatan sarana upakara sejak dulu.

    “Kami tetap bahagia, meski hanya dihadiri keluarga tanpa ada resepsi ataupun undangan bagi teman dan kerabat,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi