GianyarSeni Budaya

Seribu Ogoh-Ogoh Bakal Diarak Keliling Gianyar

    GIANYAR, Kilasbali.com – Sedikitnya seribu ogoh-ogoh bakal diarak keliling di Gianyar dengan lintasan di masing-masing desa adat pada Hari Pengerupukan, Rabu (21/3).

    Memastikan arakan berjalan aman dan lancar, 500 personel Polres Gianyar pun diturunkan dengan dukungan personel Polsek di masing-masing kecamatan.

    Kapolres Gianyar, AKBP Ketut Widiada, mengatakan  pengamanan dilakukan oleh jajarannya itu juga dibantu oleh personel TNI, pecalang dan stakeholder lainnya.

    “Dari pendataan kami, sedikitnya ada 1.000 ogoh-ogoh dalam Pengerupukan besok. Kami dari Polres Gianyar, terkait pengamanan ogoh-ogoh, kami siapkan 500 orang personel. Dibantu TNI, pecalang dan stakeholder lainnya,” ujarnya.

    Baca Juga:  Parkir Liar Masih Ditemukan di Ubud

    Kapolres meminta secara tegas, agar pengarak ogoh-ogoh tidak meminum-minuman keras. Tidak pula membawa masalah pribadi maupun kelompok pada saat mengarak agar tak terjadi kles atau konflik. Di Bali biasanya konflik terjadi karena seperti itu.

    “Kami harapkan sekaa teruna se Gianyar agar menjaga emosi, jangan sampai Nyepi menimbulkan kegaduhan. Semua harus ikut menjaga kondusifitas Gianyar,” imbuhnya.

    Ditegaskan tahun ini tidak ada banjar atau desa adat yang dilarang membuat ogoh-ogoh karena rawan konflik. Meski sebelumnya hal itu pernah diterapkan di salah satu desa adat.

    Baca Juga:  Bali 'All Out' Sukseskan WWF ke-10, Batasi Mobilitas Angkutan Barang hingga Pembelajaran Daring

    “Memang ada kawasan yang memiliki sejarah konflik. Kami terus lakukan pendekatan, yang dulu sudah lah berlalu. Kita harus jaga emosi. Mari kita arak ogoh-ogoh sesuai tujuannya, yaitu nyomya bhuta kala. Saya minta pada masing-masing Kapolsek agar mengawasi wilayahnya. Silahkan garap ogoh-ogoh, tapi agar tetap menjaga kamtibmas,” terang mantan Kapolsek Ubud ini.

    Sementara itu, Kasat Lantas Polres Gianyar, AKP Muhammad Bhayangkara Putra Sejati mengatakan, pihaknya akan menggelar patroli saat Pengerupukan. Terutama di jam-jam masyarakat adat usai mengarak ogoh-ogoh. Hal itu untuk mengantisipasi adanya ogoh-ogoh yang diletakkan di tengah jalan.

    Sebab hal itu biasanya kerap menyebabkan terjadinya kecelakaan. Korbannya biasanya pegawai pariwisata saat pulang pada tengah malam atau dini hari sebelum Nyepi.

    Baca Juga:  Dekranasda Bali Meriahkan Karnaval HUT ke-44 Dekranas

    “Untuk ogoh-ogoh di jalanan usai diarak, kita akan cek langsung bersama Polsek. Kami akan sampaikan pada banjar setempat agar jangan sampai mengganggu fasilitas umum,” ujarnya.  (ina/kb)

    Back to top button